Tes Psikologi Situasi

Maen bareng temen loe,Siapin pulpen dan kertas, Good luck..



Situasi: Kamu berada di dalam hutan… saat berjalan kamu melihat gubuk tua di

sana..




(1) Apa kondisi pintu gubuk? (Terbuka/Tertutup)



Kamu masuk ke dalam gubuk dan melihat sebuah meja…



(2) Apa bentuk meja tersebut?

(Bulat/Oval/ Segiempat/ Bujursangkar/ Segitiga)

Di atas meja, ada sebuah pot bunga… di dalamnya ada air



(3) Berapa banyak air yang terisi? (Penuh/Setengah/ Kosong)



(4) Dan pot tersebut terbuat dari apa?

[(Kaca/Porselen/ Tanah)(Besi/ Plastik/Kayu) ]



Kamu berjalan keluar gubuk… saat berjalan kamu melihat sebuah air terjun dari jauh… ada air yang mengalir ke bawah…



(5) Seberapa cepat airnya terjun ke bawah?

(Pilih sebuah angka dari 0 sampai 10)



Kamu terus melangkah… kamu menginjak sesuatu yang keras di tanah… saat kamu melihat ke bawah… kamu melihat kilauan warna emas. kamu membungkuk dan mengambilnya. .. itu adalah gantungan kunci dengan kunci-kuncinya. ..


6) Ada berapa banyak kunci yang kamu lihat di gantungan kunci tersebut?
(Pilih sebuah angka dari 1 sampai 10)



Kamu terus melangkah… coba mencari jalan keluar dari hutan… tiba-tiba kamu melihat sebuah kastil.



(7) Bagaimana kondisi kastil tersebut?

(Tua/Baru)



Kamu memasuki kastil dan melihat sebuah kolam berisi air, tampak kotor dan di dalam tampak batu-batu permata berkilauan.. .



(8) Apakah kamu akan mengambil batu permata itu?

(YA/TIDAK)



Di samping kolam tadi… ada kolam yang lain… dengan air yang bersih dan di permukaan tampak uang kertas mengambang.. .



(9) Apakah kamu akan mengambil uang tersebut?

(YA/TIDAK)



Berjalan sampai ujung kastil ada sebuah pintu keluar… And melewatinya dan berjalan keluar kastil; Di luar, ada sebuah taman besar, kamu melihat sebuah kotak di atas tanah.



(10) Apa ukuran kotak tersebut?

(Kecil/Sedang/ Besar)



(11) Terbuat dari apakah kotak tersebut?

(Karton/Kertas/ Kayu/Besi)




Ada sebuah jembatan di taman agak jauh dari kotak,




(12) Terbuat dari apakah jembatan itu?

(Besi/Kayu/Rotan)



Di seberang jembatan, ada seekor kuda.



(13) Apakah warna kuda tersebut?

(Putih/Abu-abu/ Coklat/Hitam)



(14) Apa yang sedang dilakukan kuda?

(Diam/Memakan Rumput/Lari ke

sana

kemari)



OH TIDAK!!! Sebuah tornado datang… jaraknya agak jauh dari kuda. kamu punya 3 pilihan:

(i) lari dan bersembunyi di dalam kotak?

(ii) lari dan bersembunyi di bawah jembatan?

(iii) lari ke arah kuda, menaikinya dan memacu kudanya sejauh mungkin?


'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
ok..ini pembahasannya.....

(1) Pintu:
Pintu Terbuka - kamu orang yang suka sharing
Pintu Tertutup - kamu orang yang suka menyimpan segalanya untuk diri sendiri

(2) Meja:
Bulat/Oval - teman manapun yang datang, kamu akan terima dan mempercayai mereka sepenuhnya
Bujursangkar/ Segiempat - kamu agak pemilih soal teman dan hanya berteman dengan mereka yang selevel dengan kamu
Segitiga - kamu sangat pemilih soal teman dan kamu tidak punya banyak teman di kehidupan kamu

(3) Air di dalam pot:
Kosong - hidup kamu kosong
Setengah Terisi - apa yang kamu inginkan dalam hidupmu cuma setengah terpenuhi
Penuh - hidup kamu terisi penuh dan ini sangat baik bagimu

(4) Bahan baku pot:
Kaca/Tanah/Porselin - kamu lemah dalam hidup ini dan cenderung rapuh
Besi/Plastik/ Kayu - kamu kuat dalam hidup ini

(5) Aliran air terjun:
0 - tidak ada gairah seks
1 ke 4 - gairah seks rendah
5 - gairah seks rata-rata
6 ke 9 - gairah seks tinggi
10 - gairah seks tinggi!!! Tidak bisa hidup tanpa seks…

(6) Kunci:
1 - kamu punya satu teman baik dalam hidupmu
2 ke 5 - kamu punya sedikit teman baik dalam hidupmu
6 ke 10 - kamu punya banyak teman baik

(7) Kastil:
Tua - menunjukkan bahwa hubungan terakhir kamu tidak baik dan tidak kamu ingat dalam memorimu
Baru- hubungan terakhir kamu baik dan masih hangat dalam memorimu

(8) Batu permata:
YA - ketika pasanganmu di dekat kamu, kamu akan melirik yang lain.
TIDAK - ketika pasanganmu di dekat kamu, kamu akan berada di dekat dia terus

(9) Uang kertas:
YA - bahkan ketika pasangan kamu tidak ada, kamu masih akan melirik yang lain.
TIDAK - bahkan ketika pasangan kamu tidak ada, kamu masih memikirkan dia dan akan tetap setia padanya, tidak melirik yang lain.

(10) Ukuran kotak:
Kecil - ego kecil
Sedang - ego rata-rata
Besar - ego tinggi

(11) Bahan baku kotak:
Karton/Kertas/ Kayu(tidak berkilauan) - kepribadian rendah hati
Besi - kepribadian tinggi hati

(12) Bahan baku jembatan:
Jembatan Besi - punya ikatan yang sangat kuat dengan teman-temanmu
Jembatan Kayu - ikatan dengan tidak teman-temanmu tidak begitu kuat/sedang- sedang saja
Jembatan Rotan - kamu tidak punya ikatan dengan teman-temanmu

(13) Warna kuda:
Putih - kamu benar-benar suka/mencintai pasanganmu
Abu-abu/Coklat - kamu hanya setengah suka/cinta pasanganmu
Hitam - kamu tidak benar-benar suka/cinta pasanganmu

(14) Apa yang sedang dilakukan kuda:
Diam/Makan rumput - pasanganmu type rumahan dan orang yang sederhana
Lari kesana-kemari - pasanganmu type yang liar

Ini bagian paling akhir tapi yang paling penting dari test ini.

Di akhir cerita… tornado datang… Apa yang akan kamu lakukan? Hanya ada 3 pilihan:
(i) lari dan bersembunyi di dalam kotak?
(ii) lari dan bersembunyi di bawah jembatan?
(iii) lari ke arah kuda, menaikinya dan memacu kudanya sejauh mungkin?

Apa yang kamu pilih? Arti simbol-simbol di atas sebagai berikut:
Tornado - masalah-masalah dalam hidupmu
Kotak - kamu
Jembatan - teman-temanmu
Kuda - pasanganmu

(i) Jadi, kalau kamu pilih kotak, artinya kamu suka menyimpan masalah-masalahmu untuk dirimu sendiri kapanpun kamu ketemu masalah.
(ii) atau jika kamu pilih jembatan, kamu akan mencari teman-temanmu kapanpun kamu ketemu masalah.
(iii) atau yang terakhir jika kamu memilih kuda, kamu akan mencari pasanganmu kapanpun kamu ketemu masalah.

disadur dari :
www.amild.com/myblog/amoebasterix

Post Partum Blues & Pendekatan Keagamaan

Kelahiran seorang bayi merupakan hal membahagiakan yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pasangan muda. Berbagai persiapan dilakukan guna menyambut kelahiran anak pertama mereka, dari mempersiapkan baju-baju bayi, tempat tidur bayi, mainan-mainan sampai dengan hiasan kamar. Melahirkan anak pertama bagi seorang wanita merupakan sebuah anugerah paling indah yang diberikan oleh Tuhan kepadanya, karena bayi tersebut merupakan buah cinta dari pernikahan dengan suaminya. Sebagian wanita ada yang menganggap bahwa kelahiran bayi merupakan hal yang tidak menggembirakan, hal ini dikarenakan wanita-wanita tersebut menganggap bahwa kelahiran bayi hanya akan menghambat aktivitasnya sehari-hari serta akan membawa banyak permasalahan baru dalam kehidupan pernikahannya.

Seorang wanita biasanya tidak menganggap sepele kelahiran bayi pertamanya, hal ini dikarenakan dalam situasi seperti ini seorang wanita dituntut menjalani kehidupan yang berbeda yang lebih banyak membutuhkan tanggung jawab daripada sebelumnya. Tuntutan keadaan agar wanita berperan sebagai ibu menjadikannya harus berlaku hati-hati dan selalu penuh tanggung jawab, untuk itulah seorang wanita membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi peran dan aktivitas barunya sebagai seorang ibu. Hal ini terjadi pada minggu-minggu pertama atau bulan-bulan pertama setelah seorang wanita melahirkan anaknya. Sebagian wanita berhasil dalam menyesuaikan peran dan aktivitas barunya tersebut, namun sebagian lagi ternyata tidak berhasil menyesuaikan dirinya.

Wanita-wanita yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan peran dan aktivitas barunya tersebut mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala yang oleh para peneliti dan klinisi disebut post partum depression atau depresi pasca melahirkan. Sebuah referensi dalam literatur kedokteran mengenai keadaan ini telah ditulis oleh Savage pada tahun 1875. Savage dalam referensi ini memaparkan mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca melahirkan yang disebut sebagai milk fewer karena gejala disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi. Global Burden of Disease, suatu proyek yang disponsori oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa gangguan jiwa depresi menempati urutan keempat sebagai penyebab ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan fungsi kehidupannya sehari-hari, termasuk pada wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan.

Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang banyak dialami orang antara umur 15-44 tahun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kielholz dan Poldinger pada tahun 1974 terdapat fakta bahwa 10% dari pasien yang berobat pada dokter adalah pasien depresi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Klinik Psikiatri Universitas Basle pada tahun 1977-1978 didapat angka 18%, penelitian di Bavaria oleh Dilling dan kawan-kawan pada tahun 1978 didapat angka 17%. World Health Organization (WHO) pada tahun 1974 memperkirakan prevalensi depresi pada populasi masyarakat dunia adalah 3% (Hawari, 2002, h.56). Kaelber dalam penelitiannya pada tahun 2002 menyatakan bahwa jumlah penduduk wanita yang mengalami depresi adalah antara 10%-15% dan jumlah penduduk pria yang mengalami depresi adalah antara 5%-12% (Hawari, 2002, h.122), sedangkan mengenai depresi pasca melahirkan sendiri, terdapat berbagai studi di luar negeri yang melaporkan angka kejadiann yang cukup tinggi dan bervariasi antara 26%-85% yang kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan populasi dan kriteria diagnosa yang digunakan. The National Women’s Health Information Centre (NWHIC) menjelaskan bahwa di Amerika Serikat depresi pada wanita yang baru saja melahirkan dapat terjadi satu atau dua kasus dari 1000 wanita yang melahirkan, sedangkan di Indonesia, satu dari sepuluh wanita yang baru saja melahirkan memiliki kecenderungan mengalami depresi.

Seorang wanita yang pernah mengalami depresi pasca melahirkan memiliki resiko tinggi terkena depresi kembali pada proses selanjutnya. Hal ini didasarkan pada pernyataan yang dikemukakan oleh Perry yang menyebutkan bahwa sepertiga dari perempuan yang pernah mengalami depresi pasca melahirkan, separuhnya mengalami depresi kembali setelah melahirkan bayi berikutnya. Pernyataan Perry ini dipertegas oleh Ann Dunnewold (seorang ahli jiwa di Dallas) yang melakukan penelitian dan hasilnya menyatakan bahwa 10%-20% perempuan yang dulu pernah mengalami depresi pasca melahirkan memiliki kecenderungan mengalami depresi pasca melahirkan kembali pada kelahiran selanjutnya. Hasil penelitian yang dilakukan Anmum Indonesia, menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami depresi pasca melahirkan, memiliki kecenderungan sebesar 50% mengalami depresi pasca melahirkan kembali pada kelahiran berikutnya.

Wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan biasanya menunjukkan gejala-gejala seperti cepat lelah, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berkurang, mudah menangis dan putus asa. Gejala-gejala yang ditunjukkan tersebut timbul dalam berbagai derajat, mulai dari ringan hingga berat. Depresi pasca melahirkan oleh para ahli dipahami sebagai sebuah sindroma gangguan ringan yang sering tampak pada minggu-minggu pertama setelah persalinan dan ditandai dengan gejala-gejala seperti reaksi sedih/disforia, menangis, mudah tersinggung (irritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan fungsi makan.

The National Women’s Health Information Centre (NWHIC) menjelaskan bahwa depresi pasca melahirkan merupakan pemikiran yang disebabkan perubahan suatu hormon yang berlangsung setelah kelahiran yang menyebabkan perasaan menjadi meletup-letup, susah tidur, serta stres. Regina dkk (2001, h.302) dalam laporan hasil penelitian menjelaskan bahwa gejala-gejala depresi setelah melahirkan muncul setelah seorang wanita menjalani proses persalinan dan pada umumnya gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala-gejala tersebut ada juga yang terus bertahan dan baru akan meenghilang setelah beberapa minggu bahkan bisa sampai beberapa bulan, dan apabila hal tersebut tidak ditanggapi dan tidak ditangani secara serius maka gejala-gejala tersebut dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.

Depresi pasca melahirkan dapat terjadi disebabkan karena setelah proses melahirkan tubuh seorang wanita sedang mengadakan perubahan fisikal yang besar, termasuk hormon-hormon dalam tubuh yang juga akan mengalami perubahan besar. Gangguan hormonal merupakan salah satu penyebab yang dapat menjelaskan mengapa seorang wanita yang baru saja melahirkan bisa mengalami depresi. Kebutuhan hormon wanita yang seharusnya meningkat saat seorang wanita akan melahirkan tiba-tiba saja menurun saat melahirkan. Hal ini dapat memberikan pengaruh pada depresi biokimia (depresi yang disebabkan karena proses kimia dalam tubuh, seperti bertambah atau berkurangnya hormon), selain itu hormon endhorpine yang berguna untuk memompa rasa senang pada seorang wanita yang baru saja melahirkan juga menurun jumlahnya sehingga menambah resiko depresi pada wanita-wanita yang baru saja melahirkan.

Depresi pasca melahirkan kadang juga disebabkan oleh ketidakstabilan kelenjar tyroid, sama seperti hormon lainnya, kelenjar ini menurun kinerjanya ketika seorang wanita melahirkan dan parahnya kinerja kelenjar ini tidak kembali normal seperti semula (Hadi, 2004, h.72-73). Hal ini diperparah dengan keadaan fisik yang tentunya menjadi lelah setelah proses melahirkan. Semua hal tersebut secara langsung memberikan pengaruh pada peraaan seorang wanita setelah proses melahirkan yang dapat memudahkan wanita tersebut mengalami depresi pasca melahirkan.

Wanita-wanita yang mengalami gangguan depresi pasca melahirkan pada zaman dahulu harus berjuang sendiri dalam memahami dan mengatasi gangguan yang dialaminya. Mereka merasakan ada suatu hal yang salah pada diri mereka, namun mereka sendiri tidak benar-benar mengerti dan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Ketika mereka berkonsultasi dengan dokter atau dengan sumber-sumber lainnya untuk meminta penjelasan dan pertolongan atas apa yang mereka alami, seringkali hanya mendapatkan saran untuk beristirahat atau lebih memperbanyak tidur, selain itu juga anjuran untuk menghindari keadaan yang membuat gelisah, rajin minum obat, berhenti mengasihani diri sendiri dan mulai berfikir positif seta merasa gembira menyambut kedatangan bayi yang telah mereka tunggu dan mereka cintai.

Gangguan depresi pasca melahirkan baru mendapatkan perhatian pada sekitar tahun 1960-an setelah Pitt mendeskripsikan adanya suatu bentuk depresi atipikal yang mempengaruhi ibu setelah anak lahir. Banyak peneliti dan klinisi yang memberi perhatian khusus pada gejala psikologis yang menyertai seorang wanita setelah proses melahirkan ini dalam sepuluh tahun terakhir, selain itu para peneliti juga melaporkan beberapa angka kejadian dan berbagai faktor yang diduga mempunyai kaitan dengan gejala-gejala tersebut. Banyaknya penelitian dan publikasi hasil penelitian mengenai depresi yang dialami oleh wanita-wanita setelah proses melahirkan saat ini, berdampak positif dengan banyaknya kasus-kasus depresi pasca melahirkan pada wanita yang teratasi dengan baik, bahkan banyak sekali informasi-informasi yang disebarkan melalui media massa baik televisi, koran maupun internet (terutama melalui mailing list dan blog) mengenai gangguan ini yang notabene bertujuan untuk memberikan informasi kepada para wanita agar mereka dapat menghindari resiko terjadinya gangguan ini.

Berbagai macam pendekatan diberikan guna menangani gangguan depresi pasca melahirkan ini. Pendekatan agama dianggap sebagai salah satu pendekatan alternatif karena saat seorang wanita mengalami gangguan depresi pasca melahirkan, seoarang wanita akan membutuhkan hal-hal yang bersifat spiritual. Pemenuhan kebutuhan spiritual dan juga dorongan dari keluarga serta teman akan sangat membantu seorang wanita dalam menghadapi depresi pasca melahirkan yang dialaminya. Pendekatan agama dalam hal ini bukan untuk mengubah keimanan penderita gangguan depresi pasca melahirkan, melainkan untuk membangkitkan kekuatan spiritual/kerohaniannya dalam menghadapi penderitaan akibat depresi yang dialaminya. Griffith dan Griffith menyatakan bahwa pendekatan agama pada seoang wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan besar manfaatnya. Pendapat tersebut senada dengan Larson yang menyatakan bahwa komitmen agama memiliki manfaat bagi upaya pencegahan depresi termasuk depresi pasca melahirkan (Hawari, 2002, h.122-123).

Pendekatan agama ternyata dapat juga dijadikan sebagai kekuatan pelindung dan penyangga bagi seseorang dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam hidupnya, sehingga akan kecil sekali memiliki resiko terkena depresi khususnya pada wanita yang baru saja melawati proses melahirkan. Studi epidemologik yang dilakukan oleh Lindenthal pada tahun 1970 dan Star pada tahun 1971 (Hawari, 2002, h.116) menunjukkan bahwa mereka yang religiusitasnya tinggi (rajin mengerjakan ibadah, rajin berdoa dan rajin berdzikir) memiliki resiko yang lebih kecil mengalami stres, cemas dan depresi daripada mereka yang dalam kehidupan sehari-harinya memiliki religiusitas yang rendah, begitu juga dalam hal kemampuan mengatasi penderitaan dan penyembuhan, ternyata mereka yang memiliki religiusitas tinggi lebih mampu mengatasi penderitaannya sehingga proses penyembuhan penyakitnya (ability scope) lebih cepat. Harsono (2004, h.62) dalam laporan hasil penelitiannya menyatakan bahwa orang yang memiliki religiusitas tinggi serta kepercayaan diri yang tinggi maka orang tersebut memiliki kecenderungan mengalami depresi yang rendah, hal ini dikarenakan orang tersebut selalu optimis dan memiliki panduan dalam menghadapi tantangan hidupnya.

Seorang wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan sebaiknya tidak hanya dianjurkan menggunakan obat-obatan penenang, anti cemas atau anti depresi saja dalam penyembuhan penyakitnya ini. Masih banyak jenis terapi penyembuh lain yang bisa dijadikan alternatif penyembuhan dalam menyembuhkan penyakitnya ini, salah satunya yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dengan senantiasa beribadah, berdoa dan berdzikir guna mengingat Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28, yang artinya :

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. 13:28)

Ayat ini menerangkan bahwa dengan senantiasa beribadah, berdoa dan berdzikir mengingat Allah SWT, manusia akan merasakan sebuah perasaan yang tenang dan tenteram, dimana perasaan tenang dan tenteram dapat membuat hidup seorang manusia menjadi lebih baik, begitu juga dengan seorang wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan, apabila senantiasa mengingat Allah maka hatinya akan berangsur-angsur menjadi tenang sehingga dapat mengatasi gangguan yang dideritanya, selain itu juga akan dapat menjalani peran dan aktivitas barunya tanpa ada kecemasan-kecemasan maupun perasaan bersalah dan dapat menerima kelahiran bayinya dengan perasaan yang gembira sehingga mampu untuk merawat bayi yang telah dinanti-nanti keadirannya tersebut.(Fajri)

Tidak Bodoh, Tapi Tinggal Kelas


Begitu tahu angka IQ anak di atas rata-rata, biasanya langsung diambil kesimpulan, ia pasti cerdas di kelas. Padahal menurut survai Departemen P dan K, sebagian besar anak SD yang tinggal kelas IQ-nya normal, bahkan di atas rata-rata. Ini pasti ada sebabnya.


-------------------------------------------------------------------------------------------------

Seorang ibu muda bergegas keluar dengan mata berkaca-kaca dari ruang kelas 3 sebuah sekolah dasar, tempat anaknya bersekolah, gara-gara anak sulungnya ini nunggak, tidak naik kelas. Sebetulnya bisa dimaklumi, sebab nilai rapornya banyak yang jeblok, bahkan nyaris "kebakaran" karena banyak merahnya.
Tapi si ibu tidak bisa maklum karena ia yakin anaknya bukan tergolong bodoh, mengingat angka IQ-nya di atas rata-rata. "Kenapa hal itu bisa terjadi?" si ibu terus bertanya-tanya.

Ibu dan anaknya itu rupanya tidak "menderita" sendirian. Dari laporan Departemen P dan K dalam Kongres PGRI XVII beberapa waktu lalu dinyatakan, angka mengulang di kelas-kelas awal SD memang cukup tinggi; 16,7% di kelas 1, 12,4% di kelas 2, dan 10,6 % di kelas 3. Sedangkan kelas 4 sampai dengan kelas 6 persentasenya menurun; 8,5% di kelas 4, 6,7 % di kelas 5 dan 1,5 % di kelas 6. Sebagian besar anak yang tinggal kelas itu ternyata angka IQ-nya tidak di bawah rata-rata.


Potensi ibarat kendi
Anak yang tinggal kelas sering dicap sebagai anak bodoh. Ini tentu anggapan serampangan sebab kenyataannya tidak selalu demikian. Mestilah dilihat kasus per kasus. Setidaknya ada dua segi yang bisa dikaji dengan saksama untuk mencari penyebabnya, yaitu faktor psikologis dan fisiologis anak.

Dari sudut psikologis dapat dilihat selain IQ juga kondisi keluarga dan lingkungan tempat tinggal, serta pergaulan dan lingkungan sekolah. Dari segi fisiologis perlu ditengok faktor kesehatan si anak; umumnya faktor gizi dan gangguan penglihatan maupun pendengaran sangat mengganggu prestasi sekolah anak.

Dalam psikologi pendidikan dikatakan, anak-anak yang nunggak alias tinggal kelas umumnya tergolong sebagai anak yang underachiever atau tidak terpenuhi kebutuhannya. Prof. Dr. Conny Semiawan, seorang pakar pendidikan, lebih jauh menjelaskan bahwa anak yang underachiever dalam kesehariannya kurang mendapat pengarahan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya saja, si anak senang sekali membaca tetapi di rumah tidak atau kurang disediakan sarana bacaan yang sesuai dengan usianya. Atau si anak gemar sekali musik, namun orang tua tidak memperbolehkannya ikut les musik karena takut mengganggu pelajaran sekolahnya.

Sebagai gambaran, Conny Semiawan mengibaratkan otak atau potensi seorang anak cerdas-berbakat bagaikan sebuah kendi besar. Kalau kendi itu tidak diisi penuh, si anak bisa membuat masalah. Anak yang berinteligensi jauh lebih tinggi dari rata-rata teman sekelasnya, akan merasa hampir setiap pelajaran membosankan karena daya tangkapnya juga lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya.

"Kalau guru sedang menerangkan sesuatu yang mungkin bagi murid lain belum dimengerti, anak ini sudah terlebih dahulu menangkapnya. Akibatnya, ia mudah bosan, malas, dan mempunyai lebih banyak waktu untuk mengganggu teman serta mengabaikan gurunya. Anak seperti ini menjadi nakal di kelas dan tidak disenangi oleh guru maupun teman-teman sekelasnya," jelas Conny Semiawan. Barangkali anak dengan kategori semacam ini akan menjadi lebih serius kalau diberi pelajaran yang lebih banyak menuntut pemikirannya, sehingga apa yang dilakukan dia rasakan mengasyikkan.

Jadi, angka IQ di atas rata-rata tidak menjamin keberhasilan prestasi sekolah anak yang bersangkutan kalau "kendi"-nya tidak diisi penuh.


Orang tua penuntut
Faktor psikologis lain yang tidak kalah pentingnya adalah emosi. Sikap ambisius orang tua sering kali membuat anak terkungkung dalam situasi yang menekan, bahkan terkadang menyiksa. Ambisi itu misalnya berupa sikap menuntut si anak untuk berprestasi melebihi teman-temannya. Kalau si anak mendapat nilai 6 untuk suatu pelajaran, ia sudah dianggap gagal atau bodoh. Kemudian anak itu dimaki-maki atau tidak jarang dihukum dengan tindakan fisik, misalnya ditampar, dipukul, dikurung di kamar mandi (sampai si anak masuk angin, dan orang tuanya bingung sendiri), dll.

Situasi menekan lainnya yang juga sering dialami anak misalnya terus dijejali dengan berbagai les pelajaran sekolah. Atau, begitu pulang sekolah harus langsung belajar sampai petang hari sehingga ia tidak punya kesempatan untuk bermain. Kalau situasi yang menekan dan menyiksa ini berlangsung terus-menerus, anak yang bersangkutan bisa dihinggapi rasa takut pergi ke sekolah karena terus diliputi kekhwatiran. Sikap ambisius atau perfeksionis semacam ini sering kali justru bisa kontraproduktif, bahkan menghancurkan prestasi anak. Kalaupun prestasi sekolahnya baik, tidak jarang perkembangan psikologis maupun sosialnya terganggu.

Seperti pernah dikatakan Prof. Dr. Yaumil Agus Achir, seorang pakar psikologi, dalam sebuah seminar dengan Intisari, banyak anak rendah prestasi belajarnya justru karena ia takut gagal. Soalnya, alam perasaannya diliputi kekecewaan, keragu-raguan, tekanan, dan anggapan bahwa dirinya kurang mampu. Ketidakberhasilan ini, menurut Yaumil, akibat terganggunya dorongan untuk meraih sukses sehingga anak lebih memusatkan perhatian pada usaha menyelamatkan diri dari kegagalan. Di sini motif menghindari kegagalan lebih besar daripada motif untuk berprestasi, sehingga si anak enggan mencoba mendapat nilai cemerlang.

Anak akan bisa belajar dengan baik kalau ia diliputi perasaan senang dan aman serta bebas dari paksaan.


Lingkungan tak mendukung
Reproduksi ingatan atau berpikir, pembentukan pengertian dan kesimpulan, persepsi maupun asosiasi merupakan faktor psikis penting lainnya. Si anak mungkin saja mengetahui dan menyadari letak gangguan yang menyebabkan kemunduran prestasinya, tetapi ia sulit atau tidak berani mengungkapkannya. Di sinilah pentingnya peran guru dan orang tua untuk menganalisis penyebab menurunnya prestasi anak.

Faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga ataupun sekolah juga ikut menentukan baik tidaknya prestasi anak. Keluarga yang kurang harmonis, orang tua sering cekcok, anak kurang mendapat perhatian, semua itu akan mempengaruhi jiwa anak. Pada keluarga yang berkecukupan, banyak anak terlalu dimanja dan santai sehingga ia kurang tertantang untuk maju. Sedikit saja menemukan kegagalan, ia sudah putus asa.

Kebutuhan anak bukan sekadar sandang dan pangan yang memadai, tetapi juga kasih sayang, perhatian, serta rasa aman yang cukup. Kemanjaan dan perlindungan yang berlebihan justru bisa mengembangkan sikap kurang mandiri pada diri anak.

Namun keadaan sosio-ekonomi yang kurang menunjang pun acap kali berpengaruh. Misalnya, tidak adanya tempat belajar tersendiri, penerangan yang tidak memadai, banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam rumah yang kecil sehingga keadaan yang hiruk pikuk tidak memungkinkan anak untuk dapat memusatkan konsentrasinya dengan baik.

Lingkungan kedua setelah rumah adalah sekolah. Sikap guru yang kejam dan galak, kurang berkomunikasi dengan murid, metode pengajaran yang kurang tepat dan terlalu cepat, materi pelajaran yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan latar belakang kehidupan anak, ditambah lagi dengan permusuhan dengan teman, semua itu bisa menghambat prestasi anak.

Keadaan masyarakat atau lingkungan tempat tinggal, misalnya anak "harus" hidup dalam lingkungan masyarakat yang kurang baik - seperti di daerah yang penuh dengan mereka yang sering mabuk-mabukan, tempat perjudian, pelacuran, dll. - juga akan berpengaruh bagi perkembangan jiwa dan prestasi anak.

Segi fisiologis yang menjadi perhatian utama adalah soal kesehatan anak. Dalam keadaan sakit, penglihatan atau pendengarannya terganggu, anak tentu tidak mudah berkonsentrasi ataupun menyerap pengetahuan yang diberikan. Anak yang mengeluh sering pusing atau setiap kali menonton televisi selalu mengerutkan matanya, perlu segera diperiksakan matanya ke dokter.

Pemberian makanan bergizi sesuai dengan perkembangan serta usia anak tentu juga sangat penting. Anak yang kurang gizi sehingga pertumbuhan otaknya ikut terganggu tentu prestasinya bisa terhambat.


Beri kasih sayang
Untuk mengurangi tingginya laju angka tinggal kelas di sekolah dasar, bisa ditempuh melalui berbagai upaya asalkan sebelumnya diketahui dengan jelas apa yang melandasi anak kurang bersemangat dalam belajar.

Dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya berlangsung interaksi instruksional, tetapi juga interaksi pedagogis yang mengutamakan sentuhan-sentuhan emosional sehingga anak merasa senang belajar.

Pakar psikologi dari Swis, Jean Piaget membagi 4 stadium berpikir pada anak, yakni stadium sensorimotorik (0 - 18 bulan), stadium pra-operasional (1,5 - 7 tahun), stadium operasional kongkret (7 - 11 tahun) serta stadium operasional formal (11 tahun ke atas). Ia menyinggung pentingnya metode mengajar anak yang seimbang dengan usia serta perkembangan fisik serta mental anak.

Anak usia 7 - 10 tahun berada pada stadium operasional kongkret. Pada stadium ini anak sudah mampu melakukan aktivitas logis tertentu tetapi masih dalam situasi kongkret. Maksudnya, kalau anak dihadapkan pada suatu masalah secara verbal saja, tanpa bahan yang kongkret, ia akan sulit menuntaskan persoalannya secara baik. Bahan kongkret ini bisa berupa alat peraga. Mereka akan lebih mudah belajar menjumlahkan angka dengan menggunakan alat bantu sederhana seperti lidi atau batang korek api. Memberikan suatu pengertian bahwa sifat-sifat tertentu suatu objek akan tetap sama kendati ada transformasi pada objek tersebut (konservasi), bisa diperagakan misalnya dengan segenggam tanah liat yang diubah-ubah bentuknya menjadi segi tiga, segi empat, atau bulat. Bentuknya berubah tetapi beratnya tetap sama.

Namun metode ini harus didukung pula oleh berbagai faktor penunjang seperti perhatian serta dukungan orang tua, keadaan lingkungan serta kesehatan yang baik dan gizi anak yang cukup. Langkah-langkah yang perlu untuk menjalankan siasat jangka panjang demi perkembangan prestasi anak, menurut Yaumil, antara lain ialah lebih sering mengamati anak, mendengarkan obrolannya, mau berdialog dengannya, mendampinginya membuat PR. Langkah ini ditempuh agar orang tua mendapat masukan cukup yang diperlukan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Kalau sekali waktu anak gagal meraih prestasi, atau pahitnya sampai tidak naik kelas, hendaknya disikapi dengan empati, bukannya dihujani dengan serentetan makian atau hukuman yang merendahkan harga diri si anak. Untuk memperbaiki prestasinya, hendaknya ditelusuri penyebabnya. Kalau perlu, minta bantuan ahli atau guru kelasnya. Sebaliknya, berikan apresiasi (penghargaan misalnya pujian yang wajar, tidak selalu harus dalam bentuk materi) setiap kali anak menunjukkan prestasi. Anak butuh kasih sayang dan perhatian dari orang-orang yang terdekat dengannya, yaitu orang tua! (Ahwan Suryana Kalpen/Nn)

SUSUNAN KEPENGURUSAN IKA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
PERIODE 2008 -2012

Ketua Umum
Zamroni, S. Psi

Sekjend
Dimas Tommy Radityo, S. Psi

Bendahara
Tyas Martika Anggriana, S. Psi
Ernita Marni, S. Psi

Departemen Bidang Pengembangan Sumber Daya Insani
Ketua
Fahmi Adestya, S. Psi
Sekretaris
Annisa Masrifatun Khotimah, S. Psi
Anggota
Oktariana Indrastuti, S. Psi
Andi Asmara, S. Psi
Hani Angga Wihanditya, S .Psi
Luh Putu Shanti K., S. Psi
Kristin Puspitasari, S. Psi
Wisnu Hidayana, S. Psi
Andrianto Sigit Nugroho, S. Psi
Dwi Rinta Sulistyaningrum, S. Psi
Yuni Astuti, S. Psi

Departemen Bidang Data, Informasi dan Komunikasi Alumni
Ketua
Yesi Sulistiowati, S. Psi
Sekretaris
M.Choirul Fajri, S. Psi
Anggota
Muhimmatul Hasanah, S. Psi
Suwarno, S. Psi
Wahyuni Suryaningsih, S. Psi
Erniya Puji Wati, S. Psi
Vera Eka Krisnawati, S. Psi
Dani Rizaldi, S. Psi
Hetty Maryati, S. Psi
Vivin Wulandari, S. Psi
Sugiarto, S. Psi



Departemen Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan Usaha
Ketua
Chusnulul Haris, S. Psi
Sekretaris
Muhammad Tholabi, S. Psi
Anggota
Nur Cholis, S. Psi
Wuri Wuryanto, S. Psi
Ariawan Budi Widiyanto, S. Psi
Tri Suswadi, S. Psi
Ayu Wulandari, S. Psi
Mira Vika Yolanda, S. Psi
Ika Nila Sari, S. Psi
Prabowo, S. Psi
Naily Syarifah, S. Psi

Departemen Pengabdian Masyarakat
Ketua
Muhammad Taufiq Amrullah, S. Psi

Sekretaris
Muhammad Mufid, S. Psi
Anggota
Doni Adi Purnomo, S. Psi
Muhammad Nur Faizin, S. Psi
Nuri Susilowati, S. Psi
Hendro Susanto, S. Psi
Rini Wulandari, S. Psi
Dwi Ernawati, S. Psi
Sigit Susanto, S. Psi
Lina Lulu’a, S. Psi
Nurul A’liem, S. Psi

Lowongan Kerja Bulan April

LOWONGAN


Kami perusahaan pembiayaan berskala nasional yang saat ini sedang berkembang pesat, membutuhkan team tangguh untuk mengisi posisi:



RECRUITMENT ASSISTANT MANAGER
(Kode: RAM)
Post Date: 26 Apr 08

Kualifikasi:

Pendidikan minimal Sarjana (S1) Psikologi

Usia maksimal 35 tahun

Berpengalaman di posisi yang sama minimal 1 tahun

Mampu menggunakan alat tes psikologi dan pengembangannya

Memiliki pemahaman serta mampu melakukan interpretasi terhadap hasil psikotes

Penempatan di Jakarta





Tanggungjawab Utama:
Peningkatan kualitas karyawan yang baru masuk di perusahaan maupun yang sudah bekerja di perusahaan dan asesmen karyawan.

Adanya suatu pedoman yang terstruktur dan selalu up date tentang pengembangan kebijakan rekrutmen dan seleksi.





Kirimkan Lamaran dan Riwayat Hidup Anda dengan memberikan kode jabatan pada e-mail subject ke:


hrddirectorat@gmail.com
atau melalui pos ke:
PO BOX 2564 JKP 10025


dengan mencantumkan kode jabatan pada sudut kiri atas selambat-lambatnya 21 hari setelah iklan ini terbit.

Lowongan Kerja Bulan April

LOWONGAN KERJA



Perusahaan Kontraktor Nasional membutuhkan segera :



HRD
Post Date: 26 Apr 08

Kualifikasi :

Pria / Wanita, umur minimal 30 tahun.
Sarjana S1 Psikologi.
Pengalaman minimal 3 tahun di Bidang HRD
Mahir menggunakan Microsoft Office.
Lebih disukai yang bisa Bahasa Inggris dan Aplikasi Komputer lainnya.
TEGAS, jujur, ulet, rajin, mandiri, cekatan, dinamis, kreatif, komitmen dan sanggup bekerja di bawah tekanan.
Siap untuk bertugas di Luar Kota



Kirimkan Surat Lamaran dan CV lengkap serta pas foto terbaru dan gaji yang di minta ke:




PT. DBP
Jl. Gunung sahari raya No. 7
Jakarta 10720
Email : daya_bangun@hotmail.com
paling lambat 2 minggu setelah iklan ini diposting

Lowongan Kerja Bulan April

URGENTLY REQUIRED

--------------------------------------------------------------------------------


STAFF HRD
Post Date: 28 Apr 08

Qualification:

Pria / Wanita belum menikah
Usia Max.25 tahun
Pendidikan Hukum atau Psikologi
Menguasai Komputer
Berwawasan Hukum Perburuhan dan Recruitment.



Lamaran dilampiri:
Daftar Riwayat Hidup, Photo copy Ijazah dan Transkrip Nilai, photo berwarna 4x6 terbaru (2 lembar), Photo copy KTP, Photo copy Kartu Keluarga, No telp yang mudah dihubungi dan dialamatkan ke:


HUMAN RESOURCES DIVISION
PT. MASTER WOVENINDO LABEL
Jl. Denpasar Blok A.3 No.16
KBN Marunda-Cilincing
Jakarta Utara 14120
Email: hrd@masterwl.com

paling lambat tanggal 10 Mei 2008

Lowongan Kerja Bulan April

URGENTLY REQUIRED

--------------------------------------------------------------------------------




STAFF HRD
Post Date: 28 Apr 08


Qualification:

Pria / Wanita belum menikah
Usia Max.25 tahun
Pendidikan Hukum atau Psikologi
Menguasai Komputer
Berwawasan Hukum Perburuhan dan Recruitment.


Lamaran dilampiri:
Daftar Riwayat Hidup, Photo copy Ijazah dan Transkrip Nilai, photo berwarna 4x6 terbaru (2 lembar), Photo copy KTP, Photo copy Kartu Keluarga, No telp yang mudah dihubungi dan dialamatkan ke:


HUMAN RESOURCES DIVISION
PT. MASTER WOVENINDO LABEL
Jl. Denpasar Blok A.3 No.16
KBN Marunda-Cilincing
Jakarta Utara 14120
Email: hrd@masterwl.com


paling lambat tanggal 10 Mei 2008

Postingan Lebih Baru Beranda

Blogger Template by Blogcrowds